Rabu, 12 Maret 2008

Analisis Wacana Dialog Dalam Sandiwara Kejahatan Membalas Dendam Babak Kedua Adegan Pertama Karya Idroes

Bahasa sebagai alat percakapan manusia merupakan kegiatan sosial yang mencerminkan pengaruh totalitas dari proses pengaruh mempengaruhi dari faktor-faktor sosial, ekonomi, politik, dan budaya suatu masyarakat. Proses saling mempengaruhi inilah yang akhirnya mencerminkan bahasa sebagai alat percakapan masyarakat dan menentukan sistem nyata masyarakat dalam bidang komunikasi.
Bahasa sering digunakan dalam suatu komunikasi yang disebut tuturan yang akhirnya berlanjut ke dalam percakapan. Kemampuan bertutur atau menggunakan bahasa sesuai dengan fungsi dan situasi serta norma-norma penggunaan bahasa dengan konteks situasi dan sosial yang disebut kemampuan komunikatif. Kemampuan seseorang haruslah dapat memilih bentuk-bentuk bahasa yang sesuai dengan situasinya dan memilih ungkapan yang sesuai dengan tingkah laku dan situasi sehingga dapat menafsirkan makna konteks dan situasional. Percakapan itu dapat tertuang dalam suatu wacana yang menimbulkan berbagai arti dan fungsi sendiri yang biasa disebut analisis percakapan.
Analisis percakapan ialah pembahasan percakapan atas unsur-unsur pembentuknya, baik verbal maupun non verbal. Menurut Richard ada sepuluh unsur struktur pembentukan percakapan, antara lain: Kerjasama partisipan, Tindak tutur, Penggalan pasangan percakapan, Pembukaan dan penutupan percakapan, Kesempatan berbicara, Sifat rangkaian tuturan, Keberlangsungan percakapan, Topik percakapan, Tata bahasa percakapan, Analisis alih kode.
Dari naskah sandiwara Kejahatan Membalas Dendam babak kedua adegan pertama karya Idroes, dapat dianalis tentang adanya suatu unsur kerjasama partisipan dan tindak tutur dalam pembentukan percakapan, antara lain:
A. Kerjasama Partisipan
Kerjasama partisipan ialah keterlibatan partisipan dalam membentuk percakapan lengkap dengan unsur yang dibutuhkannya. Menurut Grice, unsur-unsurnya terbagi atas beberapa percakapan (maksim). Dalam naskah sandiwara Kejahatan Membalas Dendam babak kedua adegan pertama karya Idroes, dapat ditemukan beberapa kerjasama partisipan, yaitu:
a. Maksim Kuantitas
Maksim kuantitas ialah kerjasama berbentuk jawaban yang belum pasti
Dalam penggalan sandiwara diatas, dapat diambil data:
- Perempuan Tua : Pergi? Kemana?
Satilawati : Katanya jauh dari sini. Jauh dari dunia ramai……
Dalam data diatas, jawaban tidak adanya kepastian. Tersirat makna bahwa mungkin Ishak pergi jauh atau mungkin masih berada dekat dalam lingkungan itu. Hal ini dapat terlihat dari kata “Katanya…” yang mengartikan timbul dari pernyataan orang ketiga.
b. Maksim Kualitas
Maksim kualitas ialah kerjasama dalam bentuk jawaban yang sesuai.
Dalam penggalan sandiwara diatas, dapat diambil data:
- Perempuan Tua : Ayahmu tidak kelihatan sehari-hari ini, Satilawati?
Satilawati : Ayah berkurung saja sehari-harian ini dalam kamarnya…
- Perempuan Tua : Ishak itu siapa?
Satilawati : Temanku, Ia dulu sering kesini.
- Satilawati : Darimana Nenek tahu?
Perempuan Tua : Dari ayahmu
Dalam data diatas, jawaban dijelaskan oleh lawan bicara secara pasti dan tepat tentang pertanyaan yang diajukan sehingga tidak menimbulkan keraguan Si Penanya.
c. Maksim Relasi
Maksim relasi ialah kerjasama dalam bentuk jawaban yang belum sesungguhnya, bergantung pada interpretasi penanya.
Dalam penggalan sandiwara diatas, dapat diambil data:
Perempuan Tua : Memang ia seorang yang rajin.
Satilawati : Tapi sejak mata orang Indonesia terbuka untuk kesusasteraan baru, ia tercecer……
Dalam data diatas, mengandung dua interpretasi yang berbeda. Bisa saja memang Ia (Suksoro) benar-benar sudah tidak dihargai, atau masih mempunyai kedudukan sebagai pengarang yang berbakat walau jaman sudah berubah.
d. Maksim Cara
Maksim cara ialah kerjasama berbentuk jawaban yang tidak langsung menjawab pertanyaan karena kebiasaan.
Dalam penggalan sandiwara diatas, dapat diambil data:
Perempuan Tua : Banyakkah ia mendapat duit dengan karangannya itu?
Satilawati : Rumah ini buktinya.
Dalam data diatas, jawaban tidak langsung mengarah pada fokus pertanyaan, tetapi lebih kepada perwujudannya. Tersirat jawaban bahwa uang yang dihasilkan Suksoro dari jerih payahnya sebagai pengarang sangatlah banyak. Tidak saja untuk menghidupi anaknya, Satilawati, tetapi juga bisa untuk membangun rumah yang megah.

B. Tindak Tutur (Speech Act)
Tindak tutur ialah segala sesuatu yang kita lakukan dalam rangka berbicara. Keragaman tindak tutur dapat dikasifikasikan berdasarkan jenis, sifat hubungannya, dan hakikat pemakaian. Pengklasifikasian itu terbagi lagi menjadi beberapa spesifikasi. Dalam naskah sandiwara Kejahatan Membalas Dendam babak kedua adegan pertama karya Idroes, dapat ditemukan beberapa pengklasifikasian tindak tutur, antara lain:
a. Tindak Tutur Berdasarkan Jenis
a.1. Tindak Tutur Representatif
Tindak tutur representatif ialah tindak dari penutur yang berfungsi menetapkan atau menjelaskan sesuatu itu seperti apa adanya.
Dalam penggalan sandiwara diatas, dapat diambil data:
- Satilawati :Dan sekarang kami telah bertukar cincin kembali. Juga dengan
diam-diam.

- Satilawati :Ayah berkurung saja sehari-harian ini dalam kamarnya. Mengarang, ……
Dalam data diatas, terdapat pernyataan yang sesungguhnya, sesuai dengan keadaan yang telah terjadi atau baru saja terjadi.
a.2. Tindak Tutur Direktif
Tindak tutur direktif ialah tuturan yang berfungsi mendorong pendengar untuk melakukan sesuatu seperti mengusulkan, memohon, mendesak, dan sebagainya.
Dalam penggalan sandiwara diatas, dapat diambil data:
- Satilawati : Cobalah sekali ini, Nek. Untuk kebahagiaan cucu nenek juga.
- Perempuan Tua : Tapi aku tidak tahu dimana ia. Bagaimana aku bisa menolong.
Satilawati : Bisa, Nek. Jika Nenek mau,…….
Pernyataan diatas berfungsi untuk mendorong Perempuan Tua melakukan sesuatu yang Satilawati inginkan. Satilawati berusaha mendesak dan memohon Perempuan Tua untuk membantunya.

a.3. Tindak Tutur Ekspresif
Tindak tutur ekspresif ialah tindak yang mencakup perasaan dan sikap, seperti tindak meminta maaf, berterimakasih, atau memuji pendengar.
Dalam penggalan sandiwara diatas, dapat diambil data:
- Satilawati : Aku tahu Nenek bisa menolong kami. Nenek adalah seorang dukun yang
masyhur.
Pernyataan diatas bermaksud memuji Si Perempuan Tua tentang kehebatan yang dimilikinya.
a.4. Tindak Tutur Deklaratif
Tindak tutur deklaratif ialah tuturan yang berfungsi memantapkan, membenarkan sesuatu tindak tutur lain.
Dalam penggalan sandiwara diatas, dapat diambil data:
- Perempuan Tua : Keluarkanlah isi hatimu kepadaku, Satilawati. Anggaplah aku ini
sebagai ibumu sendiri.
Satilawati : memang Nenek sebagai kupandang, tempat aku mencurahkan
perasaan hatiku
Dalam dialog diatas dapat digambarkan bahwa Satilawati memantapkan dan membenarkan anggapan Perempuan Tua tentang perlakuan sebagai ibu dan anak.
b. Tindak Tutur Berdasarkan Sifat Hubungan
b.1 Tindak Tutur Lokusi
Tindak tutur lokusi ialah tindak tutur yang dilakukan pembicara berhubungan dengan perkataan sesuatu seperti memutuskan, mendoakan, merestui, atau menuntut.
Dalam penggalan sandiwara diatas, dapat diambil data:
- Perempuan Tua : ……. Kalau betul itu, biarlah ku
nasehatkan engkau mencari yang lain saja.
Dalam penggalan dialog diatas, Si Perempuan Tua menuntut secara halus kepada Satilawati agar meninggalkan Ishak.
b.2 Tindak Tutur Perlokusi
Tindak tutur perlokusi ialah tindak tutur yang mengakibatkan lawan bicara bertindak sesuatu.
Dalam penggalan sandiwara diatas, dapat diambil data:
- Perempuan Tua : (terkejut) Gila turunan? …… kalau betul itu, biarlah
kunasehatkan
engkau mencari yang lain saja.
Satilawati : (putus asa) Kalau Nenek tidak bisa, apa boleh buat. Aku akan
mencari
bahagia dalam pekerjaan sebagai jururawat.
(Satilawati meminum kopinya sampai habis, lalu pergi, lemah seluruh tubuhnya)
Dalam dialog tersebut dapat ditarik hubungan perlokusi yang jelas bahwa setelah Satilawati mendapat penegasan dari Perempuan Tua kalau Perempuan Tua tidak bisa membantu Satilawati, maka Satilawati putus asa dan pergi meninggalkan Perempuan Tua.
c. Tindak Tutur Berdasarkan Hakikat Pemakaian
c.1. Tindak Tutur Penghormatan
Dalam penggalan sandiwara diatas, dapat diambil data:
- Satilawati : …… Karangan seperti itu dapat kuselesaikan satu hari satu. Tapi itu
sama
dengan meracuni kesusasteraan baru Indonesia……
Penggalan dialog diatas mempunyai arti bahwa masih ada penghormatan terhadap karya sastra baru Indonesia.
c.2. Tindak Tutur Tidak Menghiraukan
Dalam penggalan sandiwara diatas, dapat diambil data:
- Satilawati : Dan sekarang kami telah bertukar cincin kembali. Juga dengan
diam-diam.

Tindak tutur diatas berarti Satilawati melakukan tindakan diam-diam tanpa menghiraukan Sukroso dan orang lain.



Tidak ada komentar: